Best Manufacturing Practices

Archive for September 2013

13C: Changing Personal History (Teknik Jangkar #3)


Teknik mengubah sejarah pribadi dapat membantu seseorang untuk menjadi lebih berani, lebih nyaman dan bersemangat untuk memulai hal baru yang sebelumnya sulit sekali dilakukan. Dapat juga untuk menganti gambar lama yang membuat seseorang tidak nyaman menjadi nyaman.

Restu adalah seorang yang pendiam. Dirinya ingin sekali tampil berani dalam menyampaikan ide tetapi pengalaman masa lalunya membuatnya selalu mengurungkan niatnya itu.

W:         Restu, benarkah Anda ingin mengubah sejarah yang membuat Anda tidak nyaman saat
ini, sehingga Anda menjadi pribadi yang lebih berani dalam mengeksplorasi ide baru dan
mewujudkannya menjadi hasil yang luar bisa?

R:          Ya, pak W. Tetapi saya takut kalau-kalau ide saya justru menyerang balik kepada saya dan orang-orang menertawakannya.

W:         (1) Bisakan Restu mengingat kembali peristiwa tersebut? Kapan kira-kira kejadiannya dan di mana tepatnya?

R:           Delapan tahun yang lalu, pak. Ketika itu saya mengusulkan sebuah ide proyek, tetapi teman-teman saya tidak menyetujuinya karena mereka pikir ide itu ide gila dan tidak cocok untuk kami terapkan. Kalau sampai ide tersebut diterapkan maka akan banyak orang merasa dirugikan. Dan teman-teman saya semakin memusuhi saya.

W:         Baiklah, Restu saya memahami keadaanmu. Ijinkan saya membantumu. Sekarang kembalilah kepada keadaan problem state tadi.
(2) Saya akan menganchor, sebut saja ini Anchor #A. Setiap kali saya menyentuh pundakmu dengan 2 jari tangan kiri seperti ini di BAHUmu, kamu kembali merasakan Problem state tadi. Setuju? Anggukan dirimu bila setuju.

(3) Saya akan melakukan testing terhadap Anchor #A yang telah saya jangkar ke BAHUmu tadi. Sekarang bagaimana perasaanmu, Restu?

               Bagus. Terima kasih sudah mengikuti suara arahan saya.

R:           Baik, pak.
Saya merasakan hal yang tidak mengenakan itu. Saya mendengar suara-suara mencemooh ide saya. Bahkan ada yang lantang tidak setuju dan membentak saya.

W:          Cukup. Bagus. Terima kasih, Restu.
(4) Kita istirahat sejenak.

                Baik, Restu. Sekarang kita mulai kembali sesi berikutnya.
(5)  Restu, bila saat ini peristiwa itu terjadi kembali. Kamu bisa melihatnya di posisi sekarang. Apa kira-kira atau keyakinan apa yang bisa membuat mereka tidak mencemooh dan membentak kamu atas idemu?

R:           Anu, pak. Saya akan mencari sponsor atau memiliki uang untuk melakukan riset proyek saya tadi. Setidaknya saya bisa membuat proposal yang lebih lengkap, data yang cukup dan saya bisa mendatangi dosen saya terkait proyek saya tadi.

W:          Restu, jadi bila kamu saat itu memiliki sponsor atau dukungan dosen dan data kamu cukup juga proposal yang baik; teman-teman kamu akan mendukungmu?

R:           Benar, pak. Saya memang belum siap ketika itu. Habis teman-teman saya pun tidak ada ide. Sementara tenggang waktu dari dosen sudah mepet. Dan kami tidak punya waktu lagi. Kalaupun saya punya ide itu, itu bukan ide yang buruk. Tetapi teman-teman saya memang keterlaluan.

W:          Baik, Restu. Saya memahami keadaanmu saat itu. Saya ulangi lagi, ya... Restu.
(1)    Bila saat itu kamu memiliki sumberdaya, maksud saya: kamu memiliki sponsor atau dukungan dosen dan proposal kamu siap dengan data yang cukup, teman-temanmu akan berperilaku berbeda terhadapmu? Bisakah kamu membayangkannya, dirimu dipenuhi sumber daya tersebut. Apakah keadaannya akan berbeda? Keadaan yang berpihak kepadamu, Restu?

R:             Ya, pak W.

W:          Very good. Bagus, Restu. Bagus…
(7)  Restu, saya akan melakukan Anchoring, sebut saja ini Anchoring #B yaitu jangkar sumberdaya. Anchor ini berbentu sentuhan tiga jari tangan kanan pada SIKUmu. Jangkar yang akan menjadikan dirimu lebih berdaya, jangkar yang membuatmu lebih relaks, perasaan senang karena teman-temanmu memberikan dukungan penuh atas ide proyekmu karena proposalmu disetujui oleh dosen pembimbing, tim mu mendapatkan sponsor untuk membiayai resetmu dan teman-temanmu memuji idemu.

(8)  Restu, saya akan melakukan testing atas Anchor #B. Apa yang kamu rasakan?

R:           Luar biasa, pak W. Berbeda sekali. Saya merasa ringan. Pandangan saya lebih bening. Saya merasa darah saya lancar menyebar kemana-mana. Ada perasaan senang dari dalam, pak W.

W:          Excellence. Luar biasa kemampuanmu, Restu. Hebat!
(9)  Kita istirahat dahulu sejenak.
(10)        Sekarang saya akan mengitegrasikan kedua Anchor tersebut, saya akan mulai dari Anchor B (resouceful) ke Anchor A (problem). Ready?

R:           Siap, pak.

W:          Good. Saya akan mulai… silakan. Restu bisa pejamkan mata atau tetap membuka silakan… selama itu membuat Restu nyaman dan bisa mendengarkan suara saya dengan lebih baik.

Ketika saya menyentuh BAHU seperti ini, Restu merasakan ada sumberdaya baru bagi Restu. Restu menjadi mendapatkan dukungan para dosen dan sponsor. Restu memiliki proposal yang bagus.

Sekarang saya akan meleburkan Anchor B Sumberdaya ke dalam Anchor A Problem. Dan
seketika ini pula menjadi lebur. Dan Anchor B Sumber daya menjadi semakin kuat, Restu
semakin merasakan sumberdaya tadi semakin kuat. Restu melihat para dosen
mendukung ide Restu. Proposal Restu disetujui. Restu memperoleh sponsor dan
dukungan teman-teman.

(11) Bagaimana perasaan Restu saat ini, apa yang Restu lihat?

R:           Saya menjadi berdaya. Tiba-tiba saya menjadi sulit mengingat kembali

W:          Luar biasa. Bagus sekali, Restu. Kamu layak mendapatkan dukungan atas ide mu.
(1)  Mulai sekarang dan selamanya. 9.. 10.. 11.. 12.. Restu menjadi semakin mampu mempergunakan sumberdaya yang Restu miliki. Sehingga sekarang dan seterusnya Restu menjadi percaya diri, bahwa ide adalah sesuatu yang berharga dan pantas dihargai. Restu menjadi semakin berdaya karena Restu memiliki ide yang pantas untuk didukung.
Bila saat ini Restu merasa nyaman, senang atau lebih jelas dalam melihat gambar pikiran yang Restu miliki, itu adalah sepenuhnya hak Restu. Restu boleh mempergunakannya kapan pun dan dimana pun Restu tampil percaya diri dalam mengemukan ide dan pikiran baik Restu.


Wednesday 25 September 2013
Posted by Excellence Manufacturing Practices

13B: Integrating Anchor (Teknik Jangkar #2)


Intergrating Anchor adalah teknik utilisasi dengan cara kinestetik, mengabungkan dua anchor di mulai dari Powerful Resources State kemudian Problem State dan mengintegrasikannya.
Hal penting pada teknik ini kalibrasi emotional state, klien dituntut untuk bisa sepenuhnya masuk (solid conition) pada keadaan emosional tertentu, yang akan diutilisasi.

INGAT! Ini sensitive saat melakukan ANCHORING:
1)    Jarak sentuhan, pastikan pada jarak yang nyaman. Hati-hati gerakan badan Anda bisa mengganggu klien
2)    Cara menyentuh, pastikan tidak membuat klien terganggu dan dapat dipastikan Anda mampu mengulanginya lagi (DUPLIKASI): baik tekanan, bentuk maupun suara Anda saat melakukan Anchoring dan akurasi titik anchor
3)    Hindari penggunaan jari atau tangan yang sama untuk Anchor yang berbeda, karena akan membinggungkan klien
4)    Perhatikan timing saat memberikan anchor
5)    Pastikan satu tekanan sentuhan untuk satu sugesti, kemudian sentuh lagi untuk menambahkan sugesti berikutnya

Amir ingin memperbaiki hubungan kerjanya dengan bagian maintenance. Dalam setahun ini dirinya merasa adanya ketidakharmonisan antara bagian yang dipimpinnya dengan bagian maintenance. Masalah itu muncul karena miskomunikasi yang terjadi setahun lalu dengan salah satu staff elektrik, dan akibatnya Amir merasa sering diblok dan dikerjain. Sebenarnya kasus ini sudah dianggap selesai, tetapi entah mengapa Amir masih merasa adanya masalah tersebut.

W:          Pak Amir, boleh saya tahu? Apakah benar pak Amir menginginkan hubungan antara bagian bapak dengan bagian maintenance harmoni kembali?

A:           Benar, pak. Saya ingin bagian maintenance mendukung rencana kerja produksi yang ada, dan supportif seperti dulu sebelum masalah kesalahan komunikasi setahun yang lalu itu terjadi.

W:          Baiklah. Sebuah keinginan yang baik, pak Amir.
(1)  Bisakah pak Amir menghadirkan kembali keadaan harmoni yang dulu terjadi antara bagian yang bapak pimpin dengan bagian maintenance? Silakan bapak hadirkan dalam bentuk visual atau bapak bayangkan. Bapak cukup menghadirkan dan bila bapak berkeberatan menyampaikan masalah miskomunikasi apa yang terjadi, cukup bapak diam dan bapak alirkan pengalaman keadaan harmoni itu ke dalam tubuh bapak sehingga saya bisa membaca fisiologi dan gesture pak Amir. Saya nanti akan menanyakan beberapa hal penting bila dianggap perlu. Silakan.. pak Amir, silakan untuk dihadirkan kembali keadaan harmoni yang bapak maksudkan tadi… silakan…

Okey… sudah??? Coba sekali lagi, pak Amir hadirkan kembali state harmoni yang bapak maksudkan ..

A:           Sudah, pak W. Saya sudah merasakannya, bisa menemukan dan melihat gambar state harmoni. [Lakukan kalibrasi] 
 
W:           Saya akan melakukan anchor pada powerfull state
(2)  Saya anchor state ini dengan sentuhan 3 jari kanan: jari telunjuk, jari tengah dan jari manis ke LENGAN atas pak Amir. Apakah pak Amir bisa merasakannya?
Coba ulangi lagi perasaan pak Amir saat saya menyentuh lengan bapak dengan cara tadi. Apa yang bapak rasakan?

A:            Saya merasakan hangat, relaks dan nyaman.. pak W.

W:           Bagus, pak.
(3)  Kita lanjutkan lagi setelah break state ini ya.. pak. Berapa usia bapak saat ini?

A:            Tiga puluh Sembilan, pak.

W:          Okey… very good. Usia yang matang ya.. pak. Baik, pak Amir. Kita lanjutkan sesi kita ya,
pak. Sekarang kita akan masuk ke keadaan atau problem state.

(4)  Pak Amir, silakan bapak ingat-ingat kembali peristiwa yang membuat bapak tidak nyaman dari keadaan miskomunikasi tersebut. Silakan pak.
Bagaimana perasaan pak Amir?

A:           Tidak nyaman, pak. Saya merasa seperti digembosi, merasa diblok dan tidak disupports.

W:         Terima kasih, pak Amir. Saya mengerti, pak. Baik, pak.
(5)  Saya akan anchor pengalaman bermasalah… tidak nyaman tersebut pada SIKU bapak dengan sentuhan dua jari saya tangan kiri: Jari telunjuk dan jari tengah.
Ketika saya menyentuh dengan cara ini ke SIKU bapak, bapak kembali merasa tidak nyaman karena merasa seperti digembosi, diblok dan tidak disupport. Apakah bapak bisa merasakannya?

A:           Ya, pak. Saya merasa sesak.

W:         Baik, pak. Saya paham, keadaan itu menyesakkan bagi pak Amin.
(6)  Kita break state dulu ya, pak.

               Okey, kita mulai lagi.
(7)  Baik, pak kita akan test kedua bentuk Anchor.
Saya akan menyentuh LENGAN bapak dengan tiga jari tangan kanan saya untuk Powerful state.
Dan saya akan menyentuh SIKU bapak dengan dua jari tangan kiri saya untuk Problem state.
Apakah bapak paham?
Baik kita coba dari yang Powerful state. Apa yang bapak rasakan?

A:          Nyaman, pak. Saya merasa berdaya.

W:         Bagaimana dengan yang ini? Sentuhan SIKU, apakah bapak bisa merasakan problem state yang terjadi?

A:          Bisa, pak. Tidak nyaman.

W:         Very good. Bagus sekali, pak. Bapak bisa melakukannya keduanya dengan baik.
(8)  Kita break dulu ya.. pak.

(9)  Baik, pak Amir. Dari pengalaman dan kemampuan pak Amir saya rasa pak Amir akan bisa mengintegrasikan kedua anchor tersebut, mau dicoba… pak?
Yo… pak. Kita mulai sesi ini.
Apa yang bapak rasakan (Menekan Anchor Powerful state, tunggu respon fisiologinya)?
Apakah bapak merasakan kondisi ini, pak? (perhatikan respon fisiologi saat sentuhan ancor problem state)
  
Bagus sekali, pak Amir. Pak Amir mampu melakukannya keduanya dengan baik. Sekarang yok… kita intergrasikan keduanya.
(10)        Sekarang pak Amir bisa menggantinya dengan mudah dari pengalaman yang ada, ketika problem state itu muncul, pak Amir memiliki kuasa untuk mengganti menjadi state powerful. Apakah bapak bisa mengerti dan bisa melakukannya?

Kita ulangi sebagai testing.
Bagaimana, pak?

A:           Iya, pak. Saya sekarang memiliki kekuatan untuk memilih. Dan saya memilih untuk menjadi berdaya.
                 
W:          Very good. Luar biasa…. Pak Amir.
(11)        Baik, saya akan menyentuh bapak sesuai dengan urutan anchoring Powerful ke Problem dan pak Amir memiliki kuasa untuk memilih dan menentukannya… silakan.. pak..

Sekarang dan seterusnya, pak Amir akan menjadi mampu untuk memanggil Powerfull state kapan pun saat muncul perasaan digembosi dan tidak disupports.
Menurut pak Amir, apakah yang akan bapak lakukan saat berdaya seperti ini?
                 
A:           Saya lebih baik untuk menemui teknisi electric dan saya akan bicarakan dengan bagian
maintenance tentang perasaan saya. Saya yakin dengan niat baik, kami akan menemukan solusi bagi masa depan yang lebih baik. Saya sudah memaafkan yang telah terjadi. Dan saya memiliki kepentingan untuk perbaikan kinerja perusahaan kami, pak.

W:          Bagus, pak Amir. Saya senang sekali bapak bisa menjadi pribadi lebih berdaya.



13A: Circle of Excellence (Teknik Jangkar #1)


Adalah teknik NLP Anchor untuk memunculkan seluruh SUMBERDAYA dari Klien yang kurang percaya diri, sehingga dirinya menjadi merasa berdaya dan mampu melihat masa depan dengan penuh percaya diri.

Dina adalah seorang staff HRD bagian Training. Sejatinya dia mampu melakukan pekerjaannya dan bahkan dia adalah salah satu ‘Internal Trainer’ andalan. Menurutnya dia memiliki keraguan dan kadang perasaan takut saat peserta pelatihannya memiliki jabatan yang lebih tinggi dibanding grade level yang dimilikinya. Dia bermaksud memperbaiki performanya sehingga saat dirinya tampil minggu depan saat berbicara di depan para Manajer dirinya menjadi percaya diri dan mampu tampil prima.

W:          Dina, silakan Anda berdiri di depan saya. Good! Sekarang saya akan mundur 3 langkah
dan akan berdiri… kadang di sebelah kanan atau kiri. Bisa dimengerti? Luar biasa!
Terima kasih, Dina. Anda telah bersedia berdiri di sini, semoga kita bisa sama-sama
bekerja sama sehingga setelah sesi ini Dina menjadi lebih berdaya.
Dina, kita akan berlatih dan bermain “CIRCLE of EXCELLENCE”.
(1)       Sekarang silakan Dina identifikasikan atau pilih ‘hal, pekerjaan, tindakan atau pun… ‘ yang Dina rasa penting, dan Dina ingin memperbaikinya menjadi suatu hal yang luar biasa, menjadi lebih baik, becoming excellence?

D:           Baik, pak W. Sesuai dengan pekerjaan saya, saya ingin meningkatkan percaya diri saya
sehingga saya tidak lagi merasa sungkan, grogi atau tertekan ketika saya membawakan
materi pelatihan yang melibatkan peserta para Manajer atau orang yang memiliki grade
level jabatan lebih tinggi.

W:          Good. Luar biasa. Keingin Dina adalah hal bagus, sebab bukan hanya Dina sendiri yang
akan beroleh manfaatnya tetapi juga peserta. Karena penampilan Dina saat tampil prima
maka akan mengundang kepercayaan dan keyakinan para peserta sehingga mereka akan
menjadi mudah diajak kerja sama, yang akhirnya mereka mampu menerapkan ilmu yang
didapatkan di dalam kelas tersebut. Very good!
(2)       Ok! Sekarang coba Dina bayangkan dan silakan dipikirkan, kira-kira untuk menjadi
seorang pembicara yang percaya diri dan tampil prima tadi, tidak merasa sungkan,
grogi atau tertekan, itu seperti apa ya? Dan apa yang dilakukannya?

D:         Ya, orang itu percaya diri, tenang, kuat, menguasai materi atau competence, … suaranya mantap.

W:       Apakah orang yang percaya diri, tenang, kuat, menguasai materi dan suaranya mantap dirnya bisa tampil prima?

D:         Ya, pak W. Dan saya ingin tampil prima saat membawakan materi pelatihan.

W:        Very good, Dina!
(3)       Sekarang Dina munculkan perasaan tampil prima tersebut. Bayangkan bila Dina memiliki sumberdaya percaya diri, tenang, kuat, menguasai materi dan mantap suaranya. Munculkan sekarang. Bayangkan Dina tampil di depan mereka dengan percaya diri… tenang … kuat… menguasai materi … dan suaranya menjadi lebih mantap…

Mantap! Bagus sekali, Dina. Anda sepertinya sedang menyatu dengan keadaan tersebut? Postur Anda tegap, warna cerah di muka Anda, senyum Anda, napas Anda relaks … Apakah benar begitu, Dina? [Teknik Kalibrasi, Testing]

D:           Ya, pak W. Saya merasa begitu tetapi ketika saya … seperti … melihat ada Atasan saya duduk paling depan, buyar lagi gambar tersebut, pak.

W:         Baiklah, Dina. Wajar, kok. Dina bersedia melanjutkan sesi ini?

D:          Siap, pak. Asik ini…

W:         Sekarang Dina ikuti saya, suara saya dan arahan saya.
(4)       Saya akan buatkan sebuah lingkaran satu langkah di depan Dina. Lingkaran itu saya namakan Circle of Excellence. Apa Dina? Ya, Circle of Excellence. Lingkaran itu adalah ANCHOR milik Dina. Lingkaran yang berisi: Percaya diri, Ketenangan, Kekuatan, Kompetensi, dan Vocal. Dina bisa melihatnya? Silakan Dina bayangkan hal tersebut. Semakin lama menjadi semakin nyata mampu untuk dilihat.
Very good, Dina!
Apakah Dina ingin menambahkan? Atau akan Dina kasih warna apa lingkaran tersebut? Atau sumberdaya itu?

D:           Ya, pak W. Saya bisa melihatnya. Melihat lingkaran tersebut. Bagaimana kalau lingkaran
tersebut saya kasih warna BIRU. Sumberdayanya KUNING keEmasan.

W:          Okey! Its fantastic. Wow! Jadi Circle of Excellence, lingkaran tadi… Dina beri warna BIRU
dan sumberdayanya warna KUNING keEmasan. Bagus…!
(5)       Berikutnya, Dina akan masuk ke dalam lingkaran Excellence. Silakan maju satu langkah dan masuklah. Dina boleh memejamkan mata, atau tetap terbuka matanya, silakan… selama Dina merasa relaks dan nyaman… silakan…
Silakan Dina boleh mengambil warna KUNING keEmasan, mengambil sumberdaya Percaya diri, Ketenangan, Kekuatan, Kompetensi, dan Vocal yang Dina yakini akan menjadikan diri Dina tampil prima, tampil lebih mantap, … tampil Excellence.

Bagaimana sekarang perasaan Dina? Setelah Dina masuk ke dalam lingkaran dan mengambil sumberdaya yang Dina perlukan, bagaimana persaan Dina?

D:           Wow! Luar biasa. Mantap, pak. Saya menjadi lebih mantap, muncul perasaan berani.

W:         (6) Okey! Silakan Dina keluar dari Lingkaran Execellence. Kita break dulu sejenak.
Ngomong-ngomong, berangkat jam berapa tadi pagi?

D:          Jam 7, pak. Sabtu tidak terlalu macet. Cuma 30 menit dari tempat saya tinggal, pak.

W:         Okey, kita lanjutkan lagi ya.. Dina. Good!
(7) Dina, bisakah Dina hadirkan kembali keadaan Dina saat Dina… sebelum memiliki
sumberdaya yang berwarna Kuning keEmasan tadi? Bagaimana? Coba munculkan kembali.

D:           Aduh… Susah, pak. Sudah ketutup… tapi… bisa, pak. Tapi gambarnya agak buram tidak
sejelah dulu.

W:          Okey, bagus. Tidak apa-apa. Sekarang Dina masuk lagi ke dalam lingkaran Excellence
BIRU, silakan Dina… Silakan Dina boleh mengambil warna KUNING keEmasan … rasakan dan rasakan semakin Dina berada di dalam lingkaran Excellence, Dina semakin merasa Percaya diri, tenangan, kuat, memiliki kemampuan, dan vocal yang bagus….
                  Dina bisa merasakannya dengan baik?
                 
              Bagus, Dina.
(8)  Apakah Dina bisa membedakan keadaan saat di luar Lingkaran dan saat berada di dalam lingkaran?

D:           Benar, pak W. Saya merasa nyaman dan berdaya, saya merasa bisa tampil prima ketika
saya berada di dalam lingkaran Excellence. Dibanding ketika saya berada di luar lingkaran. Saya lebih berani menatap wajah Atasan saya sambil membawakan materi pelatihan.

W:          Wow… fantastic! Exellence, Dina. Bagus!
Dina, sekarang Dina akan masuk kembali ke dalam lingkaran. Silakan masuk. Sekarang
Dina rasakan… lebih menyatu dan semakin menyatu dengan seluruh sumberdaya yang
Dina miliki. Dina semakin merasakan percaya diri, tenang, tampil kuat, memiliki
kompetensi lengkap, dan vokal suara yang mantap percaya diri.. relaks… tarik nafas…
lebih dalam … hembuskan … perlahan … lagi … dan semakin berdaya…. semakin prima…

Very good. Dina. Fisiologi yang Dina miliki selaras. Ekologis… Dina tampak lebih percaya diri. Apakah benar begitu?

D:           Yes! Wow.. amazing! Luar biasa! Saya merasa berdaya, segar dan prima.

W:          Very good, Dina.
(9)  Sekarang coba Dina mundur satu langkah, artinya Dina keluar dari lingkaran Excellence. Okey… Dan sekarang Dina, silakan… boleh Dina memejamkan mata .. atau… silakan pilih yang paling nyaman … Sekarang coba Dina hadirkan kembali keadaan saat berada di dalam lingkaran Exellence. Sepenuhnya… tarik napas… hembuskan… relaks… munculkan kembali suasana percaya diri, ketenangan, Kekuatan, Kompetensi, dan Vokal.. di dalam diri Dina…. Good… luar biasa... tarik nafas lagi… hembuskan… semakin dalam dan Dina semakin merasakan keadaan yang lebih baik dan lebih prima… mantap….

Bagus sekali, Dina. Apakah Dina sudah merasa nyaman… prima… sama seperti saat berada di dalam lingkaran Excellence? Bila belum, silakan lakukan lagi… atau mau mencoba masuk lingkaran lagi dan kemudian keluar??? Bagaimana?

D:           Sudah, pak. Saya sudah bisa merasakannya. Saya merasa lebih prima, luar biasa! Saya seperti memiliki keyakinan baru, bisa tampil kuat, mantap dan suara saya lebih mantap… nyaman… hangat .. pak W.

W:          Very good. Bagus Sekali, Dina. Sekarang kita masuk ke tahap akhir dari Anchoring ini
yaitu Chainning. Rantainya kita sambung, sehingga jangkar atau Achornya menancap kuat sehingga semakin prima dan Dina bisa memanggilnya atau memunculkannya kapan pun Dina mau, di mana saja dan kapan saja. Ready?

D:           Okey! Siap.. pak W.

W:          Apakah Dina akan menambah sesuatu pada lingkaran Exellence warna BIRU itu agar Dina semakin mantap dan lebih prima lagi?

D:           Boleh ditambahkan NLP, pak?

W:          Sudah tentu boleh… NLP… Serbuk NLP akan saya taburkan nanti saat Dina masuk ke
dalam lingkaran Excellence.. okey?

(10) Silakan Dina masuk ke dalam lingkaran Excellence. Rasakan sensasi perasaan lebih
berdaya, lebih percaya diri, kuat, mampu dan bersuara mantap…. Tarik nafas.. hembuskan .. relaks.. nyaman…  rasakan…  semakin lama dan semakin menjadi lebih berdaya.. Dina semakin menyatu dalam lingkaran Excellence warna BIRU dan semakin menyatu dengan sumberdaya KUNING keEmasan.. semakin menyatu … semakin prima…
Sekarang saya akan taburkan NLP ke dalam lingkaran Excellence… semakin saya taburkan semakin bersinar… semakin kuat menyatu… dan sstttt…..rrrr… hmmmm….. semakin menjadi satu…

Silakan Dina ambil sumberdaya prima dan serbuk NLP yang saya taburkan.. silakan dikemas dalam lingkaran Excellence.. silakan… silakan dilipat… dilipat… silakan untuk disimpan dan dimasukan ke dalam saku Anda atau Dina akan simpan ke dalam sisi badan mana pun selama Dina nyaman… dan mudah mengaksesnya… silakan…
               Very good. Exllence… Fantastic!

(11) Apakah Dina sudah menemukan rasa perasaan keprimaan yang Dina butuhkan? Apakah Dina merasa tampil lebih baik?
(12) Bagaimana tepatnya? Bolehkah diungkapkan?

D:           Excellence! Luarbiasa. Saya menjadi… merasa menjadi pribadi baru yang dipenuhi sumber daya. Luar biasa! Terima kasih, pak W.


13: Anchoring, Jangkar Emosi


Anchor atau jangkar emosi adalah salah satu pokok bahasan “wajib” dalam kelas NLP.

Coba sejenak anda bayangkan ketika Anda berada dalam sebuah ruangan yang gelap gulita, tidak ada pencahayaan sama sekali, pikiran apa yang terlintas pertama kali dalam benak Anda pastinya di mana letak saklar lampu?
Bukankah seperti itu!!
Coba rasakan ketika jari-jemari Anda menyentuh saklar tersebut kemudian ditekan dan lampu menyala ruangan menjadi terang benderang tidak ada lagi ketakutan dan Anda bisa melakukan aktifitas seperti biasanya.

Pernahkan Anda berpikir bagaimana jika diri Anda adalah ruangan tersebut, suatu saat pastilah anda mengalami stress, depresi, keadaan tak berdaya, males dan lain sebagainya karena beberapa hal seperti, akan menghadapi ujian skripsi, menghadapi UAS, berbicara didepan forum bagi yang aktif di organisasi atau karena ada masalah dengan teman, keluarga dan mungkin pacar, bagaimana Anda menghadapi itu semua. Samahalnya dengan ruangan ketika tidak ada pencahayaan sama sekali akan terasa menakutkan dan Anda tidak bisa melakukan apa-apa karena anda tidak bisa melihat.

Kalau ruangan ada lampu yang dihubungkan dengan saklar untuk menghidupkan lampu tersebut. Sekarang pertanyaanya di mana saklar dalam diri Anda atau kalau belum ada bagaimaan membuat saklar tersebut yang mana ketika Anda tekan secara otomatis akan membawa anda pada pikiran positif, penuh motifasi, penuh gairah dan siap melangkah dengan penuh percaya diri.

Inilah yang dikenal dengan teknik penjangkaran (anchoring) salah satu bagian dari ilmu NLP. Teknik ‘jangkar’ banyak kita temui dalam kehidupan sehari-hari namun kita tidak menyadarinya seperti, bunyi bel sekolah ketika bel tersebut berbunyi secara otomatis kita langung mengemasi buku-buku, alat tulis dan siap untuk pulang, lampu lalu lintas, aroma sate, foto masa kecil, lagu kenangan merupakan beberapa stimulus yang dapat membawa kita mengulang kembali pengalaman (secara subjektif) pada waktu itu.
Apa yang kita lihat (benda, orang, binatang), apa yang kita dengar (suara orang, suara binatang), apa yang kita rasa, bau dan kecap.

Anchor dapat dijumpai dengan mudah dalam keseharian kita. Di sekeliling kita ada banyak contoh anchor yang mempengaruhi keadaan emosi kita.
Sebuah senyuman adalah contoh sederhana dari visual anchor. Ketika seseorang senyum kepada orang lain maka kecenderungannya orang tersebut akan membalas senyuman tersebut sebagai balasan untuk menunjukkan itikad baik atau keramah-tamahan.

Anchor yang lain dapat berupa kinesthetic anchor seperti suatu perasaan bahagia pada saat ketemu dengan orang yang dicintai, atau auditory anchor seperti pada saat seseorang memanggil nama kita langsung kita menoleh pada orang yang memanggil.

Bau atau wangi-wangian adalah merupakan bagian dari anchor juga, yang disebut dengan olfactory anchor. Banyak orang yang teringat kembali ke kenangan masa kecilnya ketika mencium bau tanah setelah hujan atau wangi parfum merek tertentu yang mengingatkan  pada orang yang kita cintai, dan lain sebagainya.

Sedangkan anchor yang terakhir disebut dengan gustatory anchor,  yaitu suatu anchor yang bekerja berdasarkan rasa yang dicecap oleh lidah kita. Misalnya, makan rendang mengingatkan kita kepada masakan rendang yang dimasak oleh nenek di kampung sewaktu liburan dimasa kecil.

Secara sederhana anchor dapat dikatakan sebagai jangkar, yaitu suatu jangkar emosi yang memiliki muatan emosi  positif atau negatif dimana seseorang “seolah-olah” mengalami kembali (asosiasi) suatu pengalaman pada saat suatu pemicu diaktifkan. Umumnya anchor yang digunakan adalah resourceful anchor atau anchor positif yang bersumber daya, misalnya: anchor motivasi. Ada kalanya anchor negatif juga digunakan dalam beberapa teknik NLP untuk membantu mengatasi masalah yang sedang dialami oleh klien, salah satu contohnya adalah collapsing anchor dimana anchor positif “diadu” dengan anchor negatif. Atau dalam teknik changing personal history, disini beberapa anchor negatif justru dengan sengaja dipasang dan digunakan untuk mengatasi problem yang dialami klien.

Anchor merupakan salah satu tool NLP yang sangat bermanfaat untuk merubah state seseorang.
Ambil contoh misalnya seseorang sedang down karena beberapa masalah yang sedang dialaminya (misalnya: down karena pekerjaan di kantor, perasaan tertekan karena pressure dari atasan, dsb.). Maka dalam hal ini apabila orang tersebut memiliki anchor motivasi maka ia tinggal mengaktifkan anchor-nya tersebut, misalnya dengan menjentikkan jari maka orang tersebut akan keluar dari state yang sedang down tersebut dan masuk dalam state yang termotivasi yang sudah di install atau dipasang sebelumnya.

Sebuah jangkar adalah bagian dari sebuah pengalaman yang mana ketika anda menjumpai hal itu lagi akan membawa (secara subjektif) keseluruhan dari pengalaman tersebut. “Sebuah perahu memiliki layar untuk tenaga, kemudi untuk arah dan jangkar untuk kestabilan. Lepaskan jangkar untuk performa puncak” (Michael Lum)

Cara membuat resourceful anchor yang dapat kita gunakan kapanpun kita menginginkannya:
1.     Ingat kembali suatu waktu ketika Anda mengalami suatu kejadian yang luar biasa, emosi positif – sebagai contoh: senang, bahagia, dan perasaan luar biasa lainnya (misal: kelahiran anak pertama, kenaikan gaji, membeli rumah pertama, dsb).
2.     Ciptakan kembali pengalaman tersebut senyata mungkin, lihat apa yang Anda lihat, dengar apa yang Anda dengar, dan rasakan apa yang Anda rasakan.
3.     Perkuat perasaan tersebut dengan meningkatkan intensitas submodalitas lainnya, misalnya: buat warnanya lebih menarik, gambarnya lebih dekat, suaranya lebih keras, lebih jernih, dll.
4.     Pada saat perasaan tersebut mulai mencapai puncaknya, pasang anchor-nya dengan cara menyentuh punggung telapak tangan kiri dengan jari telunjuk kanan, kemudian lepaskan sebelum perasaan tersebut mulai menurun (lihat gambar diatas).
5.     Break state.
6.     Kemudian test anchornya dengan cara menyentuh punggung telapak tangan dengan jari telunjuk dengan cara yang sama seperti #4. Perhatikan berapa besar perasaan tersebut dapat dirasakan kembali.
7.     Ulangi bila dibutuhkan sampai anchor tersebut terpasang dengan baik. Anchor dikatakan berhasil ter-install apabila pada saat dipicu kembali dengan cara menyentuh punggung tangan kiri dengan jari telunjuk kanan, emosi positif yang sama dapat dialami kembali.
8.     Ulangi secara berkala apabila Anda menginginkan  anchor tersebut bertahan lama. Hal ini disebabkan karena anchor dapat melemah seiring berjalannya waktu.

Jangkar (anchor) bisa anda ciptakan, bila mana sewaktu-waktu anda mengalami stress, tertekan, tidak percaya diri anda bisa menggunakan jangkar (anchor) anda untuk merubah keadaan dalam diri anda. Gambar, gerakan, bau, rasa, kata-kata, lagu, sentuhan dapat anda gunakan sebagai jangkar yang dapat mengakses emosi dan sensasi positif untuk meningkatkan motifasi, percaya diri, kebanggaan, energi dan rasa ingin tau dalam diri anda.

Bagaimana menciptakan self anchoring:
1.     Putuskan keadaan apa yang ingin Anda capai, perasaan senang, semangat, percaya diri.
2.     Pilih anchor Anda (gambar, sentuhan, bau, lagu, gerakan, rasa).
Katakan: “Saya biasa menekan pangkal jari tengah sebelah kiri dengan ibu jari dan jari telunjuk sebagai anchor.”
3.     Kenali suatu momen yang paling menyenangkan atau membanggakan dalam hidup Anda, kenali juga emosi dan sensasi dalam momen itu yang paling kuat.
4.     Dengan menggunakan bantuan anchor (contoh no 2) sebagai pemicu, masuk kembali kedalam momen tersebut, tinggalah di sana putar kembali apa yang Anda lihat (orang, benda, binatang), Anda medengar (suara orang, suara mesin), Anda meraba, mencium bau, dan merasakan rasa hingga ke kerongkongan Anda.
5.     Masuk lebih dalam lagi rasakan sensasi dan emosi lebih kuat lagi 100X lebih kuat, persis seperti Anda merasakannya pada waktu itu.
6.     Ketika Anda sudah berada dipuncak emosi dan sensasi, segera lepaskan anchor dan kembali ke keadaan sekarang.
7.     Kembali sepenuhnya ke keadaan sekarang, lihat sekeliling Anda geser tubuh Anda atau pindah keruangan lain kemudian gunakan sekali lagi anchor Anda.

Apa yang anda rasakan?

Yang perlu Anda perhatikan saat melakukan anchoring adalah:
·       Kondisi murni keadaan selaras ‘purity of state’. Bukan keadaan yang campur aduk, itu mixed state.
·       Intensitas pengalaman Anda lebih tajam dan kuat
·       Saat melakukan anchoring perhatikan timmingnya.
·       Gunakan keunikan sentuhan. Berhati-hatilah saat menyentuh, mintalah ijin sehingga tidak membuat klien risi atau terganggu
·       Anda perlu mempergunakan anchor yang sama saat anchoring, duplication, sentuhan dengan cara yang sama dan diposisi yang sama

Lakukan hal itu beberapa kali dengan harapan ketika Anda mengaktifkan anchor Anda, secara simultan perasaan yang Anda harapkan akan muncul seketika, seperti menekan tombol saklar untuk menghidupkan lampu.

Anda bisa menggunakan teknik ini pada diri sendiri ataupun anchor untuk orang lain.

Namun ada satu syarat untuk menganchor orang lain, yaitu anda harus kuasai teknik kalibrasi. Karena Anda tidak tahu siapa yang Anda anchor, kapan waktu yang tepat untuk menganchor dan seberapa efektif anchor Anda.

Visitor

Coach & Facilitator

Coach & Facilitator
Wawang Sukmoro Motivator Produktivitas

TURNING LOSS INTO PROFIT

TURNING LOSS INTO PROFIT
Buku Tentang MOTIVASI PRODUKTIVITAS

100% Charity BUKU BERHASIL

100% Charity BUKU BERHASIL
Unduh Gratis at SCRIBD.com

Twitter

Blog Archive

- Copyright © NLP Indonesia Berdaya -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -