Best Manufacturing Practices

Posted by : Excellence Manufacturing Practices Wednesday 12 February 2014

Melepaskanlah belenggu itu sahabatku sehingga Engkau BERDAYA HEBAT!!! (bagian 2)


Nah, sering kali karena perasaan takut dimintai tanggung jawab atas hasil itulah maka muncul respon tambahan dengan celoteh, “Jadi pemimpin itu tidak mudah, ribet, banyak laporan yang perlu dikerjakan dan tidak banyak waktu untuk keluarga.”
Berapa banyak jumlah pemimpin yang sama seperti celoteh tersebut?
Berapa banyak yang tidak seperti itu? Bila Anda suatu saat menjadi pemimpin, Anda akan menjadi pemimpin seperti apa?
Apa upaya Anda agar Anda bisa menjadi pemimpin seperti yang Anda harapkan dan orang lain harapkan?
Apa kendalanya?
Bagaimana cara Anda mengatasinya?

Ada ‘Top 10’ pengaruh yang membelengu keyakinan pada manusia, yaitu:
(1) Tidak enak menjadi lebih baik dibanding orang lain,
(2) Khawatir gagal,
(3) Takut dipandang tidak mampu menghasilkan yang lebih baik,
(4) Khawatir tidak dicintai,
(5) Takut ditolak,
(6) Takut dinilai buruk,
(7) Takut sukses,
(8) Takut tidak mendapatkan apa yang diharapkan,
(9) Takut dimintai tanggung jawab,
(10) Takut disuruh berubah.

Berikut ini adalah contoh-contoh belenggu keyakinan yang sering kali kita dengar atau kita lihat atau bahkan sering kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari. Pertanyannya adalah: “Benarkah begitu?”

Perilaku:
·       Anak kecil lebih senang melihat buktinya dari pada mendengarkan nasehat.
·       Pelan-pelan asal selamat.
·       Hormati yang lebih tua.
·       Yang penting saya tidak menganggu urusan orang lain.
·       Diam adalah emas.
·       Menghemat adalah membatasi uang belanja.
·       Prestasi ditentukan oleh Pimpinan.

Di tempat kerja:
·       Apa yang tidak bermasalah tidak perlu diperbaiki.
·       Yang lebih tua dan senior akan mendapatkan prioritas promosi.
·       Bekerja tidak boleh bermain-main.
·       Beli barang yang mahal agar awet.
·       Yang penting saya tidak menjelekan orang lain.
·       Boss Perempuan itu lebih cerewet.
·       Bekerja cerdas bukan bekerja keras.

Keuangan:
·       Uang adalah sumber petaka.
·       Uang tidak bisa membeli kebahagiaan.
·       Kekayaaan hanya membuat kesesatan.
·       Uang adalah awal dari kejahatan.
·       Karakter orang keuangan adalah pelit dan judes.
·       Mudah didapat mudah pula lenyap.
·       Saya tidak mampu membeli barang mahal.
·       Berhemat adalah sengsara.
·       Kekayaan adalah masalah keberuntungan.
·       Uang adalah pusat kekuasaan. 

Perasaan:
·       Hanya yang punya duit yang bisa berbuat semena-mena.
·       Cinta tidak untuk dibagi-bagikan.
·       Cinta adalah napsu.
·       Sakit hati harus dibalas dengan dendam.
·       Simpanlah baik-baik perasaan kecewa.
·       Kejujuran hanya milik malaikat.

Keluarga:
·       Anak nakal sumber masalah.
·       Kepemimpinan adalah teori genetika.
·       Pekerjaan rumah tangga adalah urusan istri.
·       Istri yang baik adalah penurut.
·       Laki-laki adalah selalu benar.
·       Dianggap dewasa bila telah menikah.

Kecerdasan:
·       Orang yang matanya bersinar itu cerdas.
·       Orang botak itu orang pintar.
·       Orang pintar harus lulus jadi Sarjana.
·       Orang yang pendiam itu jenius.
·       Kutu buku itu harus berkacamata tebal.
·       Diam adalah bijaksana.

Dan… masih banyak lagi yang lainnya….

Sebenarnya banyak orang di tempat kerja melakukan ‘pembenaran’, bukan karena hal itu benar, tetapi hanya untuk mengurangi konsekuensi yang harus ditanggungnya. Mereka mengalihkan tanggung jawab yang bisa dilakukannya dengan bersikap BLAME (menyalahkan) EXECUSE (mencari-cari alasan) JUSTIFY (pembenaran).

BLAME (Menyalahkan)
Ketika percobaan produk baru itu gagal, si Supervisor menyalahkan Operator Mesin Press dengan berkata, “Ini akibatnya kalau operator baru disuruh mengoperasikan mesin.” Mungkin tidak sepenuhnya salah yang dikatakan si Supervisor.
 Tetapi apakah si Supervisor telah memeriksa kepahaman si Operator dalam menjalankan mesin dan proses kerja selama percobaan? Jangan-jangan, SOP hanya asal diberikan tanpa penjelasan dan pelatihan yang benar, sehingga si Operator keliru dalam mengoperasikan mesin dan proses kerja. Bisa jadikan?

EXECUSE (Mencari-cari alasan)
Ketika si Manajer menemukan hasil percobaannya gagal, si Supervisor dipanggil dan dimarahi. Si Supervisor menyanggah kalau itu bukanlah tanggung jawabnya, dan itu sepenuhnya kesalahan Operator baru yang tidak mengikuti prosedur.
Coba periksa kembali, benarkah itu kesalahan prosedur?
Atau karena si Supervisor tidak mengkomunikasikannya dengan baik sehingga prosesnya gagal?
Mencari kambing hitam itu lebih mudah dari pada mencegah dan menyiapkan rencana kerja yang baik sehingga kesalahan dapat dihindarkan ketika proses belum dilakukan.

JUSTIFY (Pembenaran)
Karena merasa terpojok dan ingin selamat dari kemarahan si Manajer, si Supervisor melakukan pembelaan, “Pak, lain kali kalau mau product trial itu harus dilakukan oleh Operator  Senior. Karena prosedur yang kita buat benar, lho.”

Apakah menjadi jaminan bila prosedur itu benar dan dijalankan oleh Operator Senior itu akan sukses?
Barangkali benar,  tetapi apakah tidak mungkin, operator baru pun bisa berhasil selama ada bimbingan yang baik dari si Supervisor?
Permasalahannya apakah mau mengajari atau ingin mudah dan jalan pintas.
Apakah jaminan bila Operator Senior itu bekerja dengan baik, apakah si Supervisor memiliki keberanian untuk memerintah?
Atau hanya sekedar pembelaan agar kesalahan berpindah menjadi milik orang lain.

Operator Baru selalu bikin kesalahan dan Operator Senior sebagai jaminan suksesnya hasil adalah bentuk belief system yang dapat membelenggu si Supervisor untuk beroleh hasil baik.
Berapa banyak jumlah Operator Senior di Lini kerja? Kalau jumlahnya terbatas, jadwal percobaan menjadi masalah tersendiri.
Bila semua Operator Baru bermasalah, apakah orang pertama kali masuk kerja harus memiliki pengalaman sebagai Senior Operator?
Bukahkan jenjang menjadi Senior Operator juga perlu waktu dan proses?

Menyalahkan, mencari-cari alasan dan pembenaran hanya akan memupuk jiwa yang rapuh, cengeng. Ada banyak hal bisa kita lakukan bila kita MAU untuk mendapatkan hasil baik. Dobrak belenggu keyakinan dan menjadi pribadi bebas merdeka melakuakn apa yang kita BISA.

Mungkin Anda saat ini ingin berkata, “Saya mau. Saya bisa!”
Kemudian teman disamping Anda menyahut, “Coba perhatikan baik-baik dan lihat gunung itu. Gunung itu dipenuhi semak berduri, lereng terjal, berbatu, licin dan sulit.”

Pertanyaannya adalah:
Apakah Anda akan berhenti  dan mengurungkan niat mendaki Gunung tersebut karena mendengarkan sahutan teman Anda, atau Anda tegap menatap Gunung dan berkata, “Itu Gunung milik saya. Akan Saya daki dan lihat, Kamu akan melihat saya berada di puncak esok pagi.”

See you at the top, my Friend!

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Visitor

Coach & Facilitator

Coach & Facilitator
Wawang Sukmoro Motivator Produktivitas

TURNING LOSS INTO PROFIT

TURNING LOSS INTO PROFIT
Buku Tentang MOTIVASI PRODUKTIVITAS

100% Charity BUKU BERHASIL

100% Charity BUKU BERHASIL
Unduh Gratis at SCRIBD.com

Twitter

Blog Archive

- Copyright © NLP Indonesia Berdaya -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -