Best Manufacturing Practices

Posted by : Excellence Manufacturing Practices Sunday 23 February 2014


Teknik Enam Langkah Membingkai Ulang (Six Step Reframing)

Teknik enam langkah membingkai ulang dapat Anda gunakan untuk menghilangkan rasa sakit, mempercepat penyembuhan atau membantu penyembuhan. Teknik ini tidak untuk menggantikan pengobatan medis.

Misalnya pada saat sakit gigi, dengan melakukan teknik enam langkah membingkai ulang, Anda dapat menghilangkan rasa sakit atau nyeri. Namun setelahnya Anda tetap harus berobat ke dokter,untuk memeriksakan gigi Anda.

Teknik enam langkah membingkai ulang merupakan teknik ampuh yang dapat membantu Anda dalam persoalan mental dan kesehatan dengan mengakses bagian diri Anda yang bertanggung jawab  untuk persoalan tersebut. Dalam konsep NLP, ada bagian-bagian dalam diri Anda yang bertanggung jawab mengurusi masing-masing kebutuhan Anda atau dinamakan parts.

Teknik enam langkah membingkai ulang bekerja dengan masuk dalam pikiran bawah sadar Anda dan berinteraksi dengan bagian diri Anda yang bertanggung jawab atas persoalan yang ingin Anda selesaikan. Anda dapat menggunakan teknik ini dengan lebih baik bila sebelumnya Anda rutin melakukan self talk. Bila tidak, Anda perlu perlu sabar dan kepekaan saat menggunakannya. Ada kemungkinan seseorang yang tidak pernah berkomunikasi dengan dirinya atau sering konflik dengan dirinya, akan mengalami penolakan atau tidak menghasilkan apapun melalui teknik ini.

Salah satu presuposisi NLP mengatakan bahwa: ‘Seluruh tindakan memiliki maksud yang positif’.
Jadi jika tubuh Anda melakukan suatu tindakan, yang mungkin menurut Anda adalah masalah, namun sebenarnya tubuh kita bermaksud positif.

Contoh:
Rasa ngilu pada saat sakit gigi bagi Anda adalah masalah. Padahal sebenarnya tubuh bermaksud positif kepada kita. Tubuh ingin menginformasikan bahwa ada hal yang tidak beres pada gigi Anda, bahwa ada penyakit atau masalah pada gigi atau gusi.
Dengan cara memberikan SINYAL rasa ngilu itu, maka Anda menjadi tahu bahwa ‘ada masalah dalam gigi atau gusi’ Anda. Semakin kuat rasa ngilu itu, semakin besar niat positif tubuh memberi tahu: ‘GIGI Anda atau Gusi Anda sedang dalam masalah yang besar!’
Nah, jika niat baik itu Anda basmi dengan obat penghilang rasa ngilu, itu berarti Anda tidak merespek niat baik dari tubuh Anda, bahkan cenderung “membunuh” kemampuan tubuh dalam memberikan alarm saat ada bahaya seperti itu.

Bayangkan situasinya begini, Anda menitipkan sepeda kepada seorang Penjaga parkir supaya diawasi. Dan setiap kali ada bahaya yang mengancam sepeda Anda, si penjaga parkir itu memberi tahu Anda, memberikan peringatan atas acaman sepeda Anda. Karena Anda merasa terganggu dengan peringatan itu, Anda malah membungkamnya, dan tidak berterima kasih atas peringatannya.

Anda berpikir sinyal peringgatan itu mengganggu Anda.
“Lha, bagaimana nggak terganggu. Lagi asik-asiknya ngobrol main interupsi. Peringatan. Pemberitahuan. Ini mengganggu, dong!”
Nah, karena merasa tertanggu Anda akhirnya Anda menegur si Penjaga parkir tersebut dan bahkan marah serta mendamprat si Penjaga agar diam dan tak perlu lagi peringatan tersebut.

Apa kira-kira sikap si Penjaga parkir? Apakah ia terus menjadi lebih peduli atau malah malas memberikan sinyal peringatan dan akhirnya stop sama sekali tidak mengirimkan peringatan? 

Coba, bandingkan dengan cara ini :
Anda mengucapkan terima kasih kepada si Penjaga parkir yang sudah bekerja keras menjaga sepeda Anda. Berterima kasih karena si Penjaga parkir telah melaksanakan tugasnya dengan baik. Kemudian Anda menegosiasikan pada si Penjaga tentang cara lain dalam memberitahu sinyal peringatan tersebut. Nanti jika ada bahaya yang mengancam, si Penjaga bisa memberitahukan sinyal peringatan dengan cara lain yang lebih ekologis.

Bagaimana menurut Anda?
Menurut saya, cara kedua ini yang lebih baik. Karena si Penjaga merasa dihargai, dan bahkan ia dipicu kreatifitasnya supaya menggunakan cara lain yang lebih ekologi, misal menggunakan sinyal lampu, tepukkan tangan, siualan atau apapun yang lebih nyaman dan tidak bising atau mengganggu.

Kembali pada persoalan sakit gigi tadi.
Pada saat seperti kondisi sakit gigi, biasanya tidak bisa di lakukan conscious reframing, apakah contex reframing maupun content reframing, keduanya tidak akan jalan, karena sekalipun kita sudah mendapatkan secondary gain-nya, tetap aja rasa sakit gigi itu terasa mengganggu.

Teknik enam langkah membingkai ulang ditujukan untuk menyelesaikan persoalan conscious reframin yang tidak jalan, yaitu terjadinya integrasi unconscious-conscious. Teknik enam langkah membingkai ulang di NLP merupakan teknik klasik yang amat terkenal, dan masih dapat diandalkan hingga saat ini. Ada yang memiliki pendapat bahwa teknik ini sudah digantikan dengan teknik parts integration. Hal ini benar untuk beberapa hal, parts integration cocok terutama untuk menyelesaikan konflik parts dalam tubuh kita, namun tidak bisa menggantikan sepenuhnya teknik teknik enam langkah membingkai ulang ini.

Dalam buku ‘Frogs into Princes’ karya Bandler dan Grinder, menyampaikan teknik enam langkah reframe dari hasil studi mereka pada Milton Erickson (sinyal ideomotor) dan Virginia Satir. Point penting dalam presupposition yang terkait hal ini adalah:
·       Setiap masalah ada jawabannya. Tergantung seberapa besar kita berkeinginan untuk menyelesaikannya.
·       Setiap orang bertanggung jawab atas pikiran dan hasil dari pikirannya.
·       Pengalaman ditempa melalui proses, waktu dan struktur. Orang membuat pengalamannya menurut model dunianya sendiri.
·       Orang merespon berdasar pada pengalaman yang dimilikinya bukan berdasar pada kenyataan yang seharusnya.
·       Selalu ada tujuan baik di balik setiap perilaku manusia.
·       Setiap orang melakukan dengan cara yang terbaik.
·       Dan perilaku itu memiliki tujuan tertentu.

Teknik Enam langkah aplikasi Reframing adalah sebagai berikut:

Langkah #1: Identifikasi tindakan yang ingin diubah.
Contoh: “Saya ingin tetap mengetahui jika saya sakit maag namun saya tidak perlu mengalami perihnya lambung yang luar biasa”.
Anda ingin menghilangkan atau mengurangi rasa sakit lambung ketika serangan maag mendadak ketika belum sempat makan, atau nyeri ketika sakit gigi, atau mabok pusing ketika di kendaraan dan keperluan lainnya.

Langkah #2: Jalin komunikasi dengan Titik penanggung jawab.
Komunikasi dengan bagian yang bertanggung jawab atas persoalan tersebut.
Misalnya bagian yang bertanggung jawab atas rasa sakit karena lambung atau maag. Nyamankan diri Anda dan Rileks untuk berbicara dengan bagian ini.
a)     Awali dengan berterima kasih.
b)     Mintalah kesediaan bagian itu untuk berbicara dengan Anda.
c)     Katakanlah: “Bagian yang bertanggung jawab atas rasa sakit ini, mohon bersedia berbicara dengan saya. Berikan tanda atau jawaban yang saya mengerti.”
d)    Tunggulah sampai bagian tersebut menjawabnya. Bila Anda sering berkomunikasi ‘self talk’ dengan diri Anda, jawaban tersebut akan berupa kata-kata yang tidak perlu Anda tafsirkan lagi.
Langkah #3: Pisahkanlah maksud positif dari tubuh yang memiliki problem.
Tanyakan kepada bagian diri Anda yang bertanggung jawab atas rasa sakit tersebut:
“Apa maksud positif dari sinyal ini untuk saya?”
Dengarkanlah jawaban yang disampaikan.
Kemudian sampaikan terima kasih atas jawaban yang diberikan oleh bagian tersebut.
Langkah #4: Bertanya pada sisi Kreatif untuk Alternatif pilihan.
Mintalah tiga pilihan kepada bagian kreatif untuk memenuhi maksud positif yang disampaikan pada langkah #3 sehingga tubuh tidak memiliki akibat negatif dari gejala atau sinyal peringatan itu.
Pada diri Anda memiliki bagian yang bertugas untuk menghasilkan hal-hal yang kreatif, sehingga Anda hanya perlu meminta pada bagian ini.
Langkah #5: Memilih dan mengantikan pada bagian symptom.
Tawarkan ketiga alternatif pilihan kepada bagian yang bertanggung jawab atas rasa sakit tersebut dalam diri Anda untuk memilih satu di antaranya dan menggantikannya dengan rasa sakit yang sedang Anda alami. Mintalah signal jika bagian penaggung jawab rasa sakit menerima alternatif pilihan tersebut. Jika pilihan tidak dapat diterima, atau tidak ada signal, teruskan langkah #4 atau tambahkan pilihan dengan kembali ke langkah #3.
Setelah bagian diri Anda yang bertanggung jawab atas rasa sakit tersebut itu setuju dan memilih salah satu pilihan yang ditawarkan, baru lanjutkan pada langkah #6.
Langkah #6: Memeriksa pilihan baru bagi kesesuaian ekologi.
Temukanlah jika ada bagian lain yang menolak perubahan tersebut. Pergilah ke dalam dan bertanyalah:  “Apakah seluruh bagian yang ada di dalam tubuh saya menerima perubahan baru ini?”
Jika ada yang tidak menerima, identifikasikan bagian tersebut dan ulangi ke langkah #2.
Bila seluruh tubuh Anda menerima maka ucapkan ‘TERIMA KASIH’ kepada seluruh bagian tubuh Anda.

Silakan mencoba ‘teknik enam langkah membingkai ulang’ dan teruslah berlatih. Semakin sering Anda berlatih dan mepergunakannya untuk berbagai kebutuhan, prosesnya akan semakin cepat berlangsung dan semakin efektif hasilnya. Bila pada awal menggunakan teknik tersebut terasa kaku dan seperti berbicara dengan teman baru, atau masih perlu menghafal langkah-langkahnya, nikmati saja prosesnya. Itu sebuah hal yang lumrah dan biasa. Suatu saat nanti bila Anda sudah sering mempergunakan maka itu semua akan menjadi lancar, kemudian terjalin komunikasi yang akrab antar bagian, pada pikiran bawah sadar dan kesadaran Anda.

Ingat ini PENTING!
Ketika Anda mempraktekkan hal ini dan setelah Anda mengubah cara tubuh memberikan alarm bahaya ini, maka Anda harus segera menemui dokter untuk meminta pengobatan sehubungan dengan rasa sakit yang Anda alami, agar masalah benar-benar terselesaikan.
Prinsipnya:
“Suara alarm menjadi tidak mengganggu lagi, TETAPI kebakaran tetap harus dipadamkan, DAN sumber kebakaran harus diamankan agar tidak berpotensi menimbulkan kebakaran LAGI”.


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Visitor

Coach & Facilitator

Coach & Facilitator
Wawang Sukmoro Motivator Produktivitas

TURNING LOSS INTO PROFIT

TURNING LOSS INTO PROFIT
Buku Tentang MOTIVASI PRODUKTIVITAS

100% Charity BUKU BERHASIL

100% Charity BUKU BERHASIL
Unduh Gratis at SCRIBD.com

Twitter

Blog Archive

- Copyright © NLP Indonesia Berdaya -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -